Selasa, 26 November 2024 WIB

Kecamatan Tampahan Lahir Diprakarsai Oleh Dua Sosok Guru dan Murid Putra Daerah

Administrator - Senin, 11 Desember 2023 15:07 WIB
Kecamatan Tampahan Lahir Diprakarsai Oleh Dua Sosok Guru dan Murid Putra Daerah

TAMPAHAN I SUMUT24.co Sebelum membacakan sejarah singkat terbentuknya Kecamatan Tampahan di Kabupaten Toba, Janter Simanjuntak, mantan Kepala Desa Lintong Nihuta periode 2003-2011 sedikit bercerita tentang awal mula lahirnya Kecamatan Tampahan. Dari atas panggung pada HUT ke-17 Kecamatan Tampahan yang digelar di Bukit Singgolom, Desa Lintong Nihuta, Kecamatan Tampahan, Sabtu (9/12/2023), Janter Simanjuntak mengilasbalik peristiwa proses lahirnya Kecamatan Tampahan.

Baca Juga:

“Jika mengingat Kecamatan Tampahan, saya langsung teringat dengan dua sosok penting, yakni Bakhtiar Tampubolon dan Mangapul Siahaan. Bapak Bakhtiar Tampubolon adalah mantan guru saya, dan Bapak Mangapul Siahaan adalah teman sekelas saya. Jadi Pak Bakhtiar adalah mantan guru kami,” katanya mengawali ceritanya yang juga didampingi oleh dua sosok yang dia sebutkan.

Diawal Juni 2006, kegiatan Bulan Bakti Kesehatan digelar di Desa Lintong Nihuta dihadiri oleh Bakhtiar Tampubolon yang saat itu menjabat sebagai wakil ketua DPRD Toba Samosir dan Mangapul Siahaan yang saat itu juga menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Toba Samosir. “Pada saat acara itu Pak Bakhtiar berkata kepada saya ‘Kita harus membentuk Kecamatan yang baru, yaitu Kecamatan Tampahan’. Beliau minta saya mengumpulkan Kepala Desa dan tokoh masyarakat,” lanjut Janter Simanjuntak.

Mengingat salah satu syarat pemekaran kecamatan harus minimal terdiri dari 7 desa, Janter Simanjuntak bergerilya, menjalin komunikasi dengan desa tetangga, termasuk Desa Longat untuk memenuhi syarat 7 desa. Setelah melalui diskusi panjang dan komunikasi yang alot, Desa Longat mengundurkan diri dengan alasan bahwa mereka masih terikat peradatan dengan Desa Hinalang. Tak menyerah, mereka terus bergerilya dan berupaya melobby Desa Sibodiala agar bersedia bergabung, namun Sibodiala menolak karena letak mereka berada di wilayah marga Silalahi.

Dengan harapan kosong, Janter Simanjuntak dan kawan-kawan menyampaikan laporan itu kepada Bakhtiar Tampubolon dan Mangapul Siahaan. Dengan tegas keduanya berkata ‘Jangan Mundur, masih asa opsi lain’. Opsi lain yang disebut adalah jumlah penduduk harus minumal 3.000 jiwa, namun setelah ditelusuri opsi ini juga tidak berhasil karena jumlah penduduk calon Kecamatan Tampahan saat itu tidak sampai 3.000 jiwa. “Tetapi dalam waktu singkat, jumlah penduduk itu bisa kita penuhi karena perpindahan penduduk,” lanjut Janter Simanjuntak.

Setelah opsi itu terpenuhi, kendala lain nyaris menghambat pembentukan Kecamatan Tampahan. Perdebatan antar desa untuk menentukan Ibu Kota Kecamatan tidak dapat dihindarkan antara Desa Gurgur Aek Raja dan Desa Lintong Nihuta. Terlebih saat itu Desa Lintong Nihuta telah lebih dulu menyerahkan surat tanah. Namun setelah melalui berbagai diskusi panjang dan negosiasi, akhirnya terjadi kesepakatan bahwa Ibu Kota Kecamatan berada di Desa Gurgur Aek Raja, namun camat pertama harus berasal dari Desa Lintong Nihuta.

Selain soal negosiasi yang alot, pembentukan Kecamatan ini juga nyaris gagal karena persoalan dana, beruntung seorang dermawan bersedia bergabung, yakni Daulat Simanjuntak, beliau pensiunan ASN dari Sulawesi. Kerjasama para panitia ini berjalan baik, ditambah dengan dukungan penuh dari Bakhtiar Tampubolon dan Mangapul Siahaan yang mendukung dan mendorong sekuat tenaga dari lembaga Legislatif. “Tanggal 9 Desember 2006 Kecamatan Tampahan dimekarkan dari Kecamatan Balige sesuai dengan Perda Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Kecamatan Tampahan dimekarkan dari Kecematan Balige dan beribukota di Desa Gurgur Aek Raja,” kata Janter Simanjuntak membacakan sejarah terbentuknya Kecamatan Tampahan.

Bakhtiar Tampubolon, pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa ide pemekaran Kecamatan Tampahan lahir dari kelamnya kehidupan masa lalu. Terutama soal jarak beberapa desa di Tampahan yang sangat jauh ke Kantor Camat Balige, terutama Desa Meat dan Desa Tangga Batu.

Tak hanya untuk urusan pemerintahan, kepedihan juga dialami anak-anak sekolah yang pada masanya harus berjalan kaki.wels

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
beritaTerkait
PT.Japfa aksi Peduli Penanganan Sampah Bersama Masyarakat Di Danau Toba.
Penyidik Polres Batubara Diduga Alergi Wartawan Ditanya Soal Junaini Ditetapkan Tersangka, Halomoan Gultom : Gak Ada Hak Bapak Tanyakan Itu
Kadis Kesehatan drg Irma Suryani MKM mencanangkan Kesatuan Gerak PKK KB
Kejatisu Pastikan Soal Dugaan Korupsi PUPR Sumut Tuntas,   Mulai Kepemimpinan Bambang Pardede & Marlindo Harahap jadi sorotan
Ketua Pewarta Berikan Baju Kebesaran ke Kasi Humas dan Kanit Paminal Polrestabes Medan
Jumat Barokah dan Sambut HUT ke-7 Pewarta.co, Ketua Pewarta Bagi-bagi Sembako ke Pengemudi Betor dan Jukir
komentar
beritaTerbaru