Forkopimda dan Insan Pers Sumut Deklarasi Pilkada Damai
Forkopimda dan Insan Pers Sumut Deklarasi Pilkada Damai
kotaMEDAN | SUMUT24
Baca Juga:
Seorang bocah perempuan bernama Frista Amelia Siregar (12) saat ini tak bisa lagi mengecap manisnya sekolah sejak bertahun-tahun lalu. Ia menghabiskan waktunya di rumah bersama kedua orangtua, abang, dan adiknya.
Penyakitlah yang menghalangi langkahnya untuk untuk bermain-main dengan teman sekolahnya. Kedua orangtuanya tak tega jika harus melihat Frista kelelahan.
“Pernah kami sekolahkan di SLB di Medan. Tapi kami enggak tega. Dia ini kan enggak bisa dilarang orangnya, jadi nanti lari-lari sama kawannya bisa kecapekan, jadi kami enggak tega,”ujar ayah Frista, Ahmad Syahri Siregar (41), saat ditemui di rumahnya di jalan Balai Desa, Kel.Timbang Deli, Kec.Medan Amplas, Minggu (10/1).
Frista mengalami pembengkokan/kemiringan tulang belakang atau Scoliosis pasca operasi jantung yang dijalaninya pada tahun 2009 lalu. Dari pemeriksaan media terakhir di tahun 2013 lalu, kemiringan tulang belakangan Frista sudah mencapai 90 derajat ke arah kanan.
Dari pemeriksaan itu, Frista diharuskan menjalani operasi secepatnya. Jika tidak, tulang belakang tersebut akan mendorong jantung dan paru-paru. Operasi pun disarankan untuk dilakukan di RS Fatmawati, Jakarta dengan biaya Rp110 juta.
Namun apa daya, kedua orang tua Frista tidak memiliki biaya sebesar itu. Hingga suatu hari, angin segar muncul dengan adanya kebijakan pemerintah mengeluarkan program BPJS Kesehatan. Ia pun langsung mendaftarkan keluarganya menjadi peserta BPJS pada tanggal 2 Januari 2014. Tapi Ahmad Syahri Siregar terpaksa harus menunda rencana operasi tersebut, mengingat Frista baru beberapa tahun selesai menjalani operasi.
Belum lama ini, Ahmad Syahri pun memeriksakan Frista ke RS Martha Friska di Medan. Berbekal hasil rotgen tulang belakang Frista, dokter di RS tersebut mengatakan kondisi Frista sudah memburuk. Posisi jantung dan paru-parunya sudah terhimpit. Operasi pun harus segera dilakukan. Apalagi tulang belakang yang membengkok itu sudah mulai menekan lambungnya, yang membuat Frista selalu mual saat makan.
Syukurnya, dengan menggunakan BPJS Kesehatan, operasi bisa dilakukan dengan biaya gratis. Tapi masalahnya, ada belasan skrup yang harus dipasang di tulang belakang Frista. Skrup-skrup inilah yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Satu skrup harganya berkisar Rp6juta. Sementara Frista membutuhkan 18-20 skrup.
“Berapalah itu biayanya. Mana ada uang sebanyak itu,”ujar Ahmad Syahri yang merupakan pegawai program keluarga harapan (PKH) itu didampingi istrinya, Aida Hariati (43).
Jika tidak berhasil, operasi itu akan menyisakan dua kemungkinan terburuk, lumpuh atau meninggal dunia. Dokter mengatakan Scoliosis diakibatkan 80% tidak diketahui penyebabnya dan 20% diakibatkan benturan, tumor, dan trauma (kecelakaan).
Namun Ahmad Syahri tak patah arang, ia mencoba mencari referensi penyakit serupa dari internet. Betapa terhiburnya ia saat menemukan cerita seorang wanita dewasa yang sembuh dari Scoliosis dengan cara dioperasi. Padahal kemiringan tulang belakangnya sudah mencapai 144 derajat.
“Jadi saya terhibur. Yang dewasa aja bisa sembuh, apalagi anak-anak. Tulangnya kan masih terus tumbuh jadi pembentukannya akan lebih sempurna dibanding yang sudah dewasa,”ujarnya.
Ahmad Syahri bercerita, Frista lahir dalam keadaan normal. Hingga ia berusia 4 tahun, setiap dimandikan tubuhnya membiru. Kedua orangtuanya berpikir mungkin karena kedinginan. Hingga waktu berlalu, Frista kerap jatuh lalu pingsan saat berjalan.
Hingga suatu malam, Frista pingsan dalam waktu yang lebih lama daripada biasanya. Langsung saja Grista dibawa ke RS Permata Bunda dan RSUP Adam Malik. Di sana ia didiagnosa ada yang tidak beres di jantungnya. Ada kebocoran sebesar 12mm dan 5 mm di sela katup jantungnya.
Tepatnya 18 Mei 2009, Frista mejalani operasi jantung di RS Harapan Kita di Jakarta. Operasi yang berlangsung 9 jam lamanya itu dinyatakan berhasil. Saat itu, Ahmad dibantu perobatannya oleh Ketua DPD RI perwakilan Sumut, Parlindungan Purba. Setahun pasca operasi, lengkungan tulang belakang Frista mulai terlihat, apalagi saat dia membungkuk.
“Waktu itu kami sangat berterima kasih sekali dengan pak Parlindungan Purba. Di yang ada sama saya mulai awal sampai akhir. Tapi setahun kemudian setelah operasi ada lengkungan di belakang badannya. Kami pikir itu karena operasi itu. Tapi makin lama makin bengkok dia, sampai sekarang,”ujar Ahmad Syahri sampai berlinangan air mata.
Kini ia benar-benar membutuhkan uluran tangan para dermawan untuk membawa anaknya pada kesembuhan. Rumah warisan kedua orangtuanya yang saat ini dtinggalinya pun akan menjadi taruhan. Berat memang, jika itu terjadi, nantinya ia dan keluarganya akan tinggal dimana. Namun apapun itu, untuk anak semua akan diperjuangkan.
Ia juga memohon kepada BPJS Kesehatan agar mau menanggung biaya pembelian skrup-skrup tersebut. Mengingat Scoliosis yang diderita anak-anak dapat mengancam nyawa. Ia pun akan melakukan komunikasi dengan BPJS Kesehatan terkait itu.
“Jadi jangan disamakan Scoliosis pada anak-anak dan orang dewasa. Kalau orang dewasa kan buat kosmetik istilahnya, untuk memperindah tubuh. Dari yang saya tahu, tidak ada orang dewasa yang meninggal karena Scoliosis. Saya akan terus berjuang buat anak saya. Saya yakin pasti ada jalan,”pungkas Ahmad Syahri. (nis)
Forkopimda dan Insan Pers Sumut Deklarasi Pilkada Damai
kotaPj Insan Pers Jaga Marwah Sumut Guna Pilkada Serentak Tahun 2024
kotaMusa Rajekshah Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di Desa Telun Kenas Deliserdang
kotaP. Sidimpuan sumut24.co Program Jum&039at Berkah yang digagas oleh Kapolres Padangsidimpuan, AKBP Dr. Wira Prayatna, S.H., S.I.K., M.H.,
EkbisJakarta I Sumut24. coHari Kesehatan Nasional tahun ini menjadi momen penting yang menggarisbawahi komitmen bangsa terhadap peningkatan kese
NewsP. Sidimpuan sumut24.co Sat Samapta Polres Padangsidimpuan mengikuti latihan lintas ganti dan penembakan gas air mata yang dilaksanakan ol
EkbisMadina sumut24.co Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menyelenggarakan peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun
kotaTapsel sumut24.co Direktur Utama PT ANA Yunus Nasution menegaskan bahwa PT ANA bukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), namun murni milik sw
kotaPakpak Bharat I Sumut24. coKetua Bawaslu Pakpak Bharat Feisal Alfredi, M. Pd didampingin Anggota Bawaslu Pakpak Bharat sampaikan Identifika
NewsPalas sumut24.co Kepala Kepolisian Resor Padang Lawas (Kapolres Palas), AKBP Diari Astetika, SIK, turut hadir dalam Rapat Koordinasi (Rako
kota